Apa bagusnya batu kusam? dijalan banyak sekali... Yups! pernyataan yang sangat tepat, sama dengan manusia didunia ini, seabreg. ;)) Nah kali ini adalah kisah tentang batu kusam, namun kita akan mendapatkan hikmah jika mau merenungkan bahwa kisah dibawah ini adalah cerminan dari kadaan manusia pada umumnya.
Saya seringkali menyimpan tulisan yang didapatkan dari media sosial, grup WhatsApp dan dari sumber manapun, kali ini mengabadikan kisah ini dalam blog keluarga ini. Jadi agar tidak mudah hilang catatannya dan ada kemungkinan menjadi pengingat bagi yang sempat membacanya.
Baiklah mari langsung kita simak kisah ini.
Suatu hari seorang pengrajin batu berjalan di gunung yang sangat gersang dan panas, pokoknya tidak indah dipandang mata deh pemandangan sekitarnya, Pengrajin batu tersebut kemudian melihat seonggok batu dengan warna coklat kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan tampilan luarnya lapuk. Dengan sekuat tenaga sang pengrajin kita ini mengayunkan palu godamnya mengenai batu hingga mendapatkan bongkahan batu sebesar kepala, dan mulai terlihat warna asli dari batu tersebut adalah kehijauan.
Dibawanya batu ke rumahnya, dipotong dengan menggunakan gerinda (alat pemotong batu), hingga percikan api akibat gesekan dengan batu itu sesekali terlihat. Dihaluskannya permukaannya yang kasar dari batu tersebut kemudian dipoles. Siang malam, Pengrajin batu itu berusaha membuat sebentuk batu penghias liontin, dari warna batu yang hijau dan kasar, berangsur-angsur menjadi hijau halus, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias liontin, akhirnya terciptalah sebuah batu yang bernilai.
Renungan:
Sebenarnya alam memberikan banyak pelajaran buat kita. Kita adalah sebongkah batu, kondisi lapuk, berlumut dan rapuh adalah kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan palu godam, gesekan gerinda, percikan api, polesan ampelas adalah gambaran dari berbagai cobaan yang datang untuk menempa kita.
Kadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya cobaan tersebut adalah sarana yang datang dari Tuhan untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat bersinar.
Sekarang mari kita renungkan, dimanakah posisi kita? Apakah kita seonggok batu yang tidak berharga? Ataukah kita seonggok batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias liontin yang memiliki nilai yang mahal? Atau mungkin anda sudah berani mengatakan bahwa saat ini sudah menjadi sebuah batu yang mengkilat...