Hatim Al-Ashom adalah ulama besar kaum muslimin, (*) dan kisah kali ini adalah salah satu teladan kesederhanaan dan tawakal. Kisah dibawah ini sangat ajaib, namun jangan lalu kita berharap keajaiban hanya dengan meniru langkah dari Tuan Guru Hatim Al-Ashom dalam kisah ini, sebab mungkin mudah meniru perbuatan zahirnya, namun tanpa tingkat batin seperti beliau jangan bermimpi akan terjadi keajaiban yang sama.
Yang perlu kita teladani adalah keyakinan kita pada Sang Khaliq yang tingkatnya sangat tinggi. Dan percaya bahwa semua makhluk sudah ditanggung rizqinya. Jangan meniru langsung perbuatan ekstrimnya, sebab bisa jadi keluargamu akan benar-benar kelaparan, :)) dan itu salahmu bukan salah Sang Khaliq. Kecuali memiliki keimanan setingkat dengan Tuan Guru Hatim Al-Ashom maka doamu mampu menggetarkan langit.
Baiklah langsung saja pada kisah Tuan Guru Hatim Al-Ashom yang diangkat ulang dari akun fb-nya Madras ribaath.
Suatu hari ia berkata kepada istri dan 9 putrinya bahwa ia akan pergi untuk menuntut ilmu. Istri dan putri-putrinya keberatan, karena siapa yang akan memberi mereka makan. Namun salah satu dari putri-putri itu berusia 10 tahun dan hapal Al-Quran menenangkan semua, “Biarkan beliau pergi. Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan tidak pernah mati!”
Hatim pun pergi, hari itu berlalu, malam datang menjelang, dan mereka mulai lapar, tapi tidak ada makanan. Semua mulai memandang protes kepada putri 10 tahun yang telah mendorong kepergian Ayah mereka.
Putri hapal Al Quran itu kembali meyakinkan mereka, “Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati!”
Dalam suasana seperti itu, pintu rumah mereka diketuk, pintu dibuka. dan terlihat para penunggang kuda. Mereka bertanya, “Adakah air di rumah kalian?”
Penghuni rumah menjawab, “Ya, kami memang tidak punya apa-apa kecuali air.”
Air dihidangkan. Menghilangkan dahaga mereka. Pemimpin penunggang kuda itu pun bertanya, “Rumah siapa ini?”
Penghuni rumah menjawab, “Hatim Al-Ashom.”
Penunggang kuda terkejut, “Hatim, ulama besar muslimin...?”
Penunggang kuda itu mengeluarkan sebuah kantong berisi uang dan dilemparkan kedalam rumah dan berkata kepada para pengikutnya, “Siapa yang mencintai saya, lakukan seperti yang saya lakukan...”
Para penunggang kuda lainnya pun melemparkan kantong-kantong mereka yang berisi uang. Sampai pintu rumah sulit ditutup, karena banyaknya kantong-kantong uang. Mereka kemudian pergi.
Tahukah anda siapa pemimpin penunggang kuda itu...?
Ia adalah Abu Ja’far Al Manshur, Amirul Mukminin.
Kini giliran putri 10 tahun yang telah hapal Al-Quran itu memandangi ibu dan saudari-saudarinya. Dia memberikan PELAJARAN AQIDAH yang sangat mahal sambil menangis, dia berkata:
إذا كانت النظرة من المخلوق تكفينا فكيف بنظرة الخالق؟
“JIKA SATU PANDANGAN MAKHLUK BISA MENCUKUPI KITA, MAKA BAGAIMANA JIKA YANG MEMANDANG KITA ADALAH AL KHOLIQ?”
اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا
“Duhai Allah, jangan Kau jadikan dunia sebagai kegundahan terbesar kami...”