Bulan Desember ini selain bulan menjelang tahun baru masehi, juga adalah bulan dimana putra dan putri kita akan menerima raport. :) Saya ikut bahagia di hari yang ceria ini buat Anda semua. Tapi benarkah ranking yang ada di raport adalah parameter tunggal yang akan menjadi acuan kita dalam menilai prestasi putra-putri kita?
Pertanyaan ini sangat penting, karena dimana-mana sering kita jumpai, setelah penerimaan raport, akan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh, teman, tetangga, bahkan oleh kita sendiri, "ranking berapa?" Dan banyak kita akan bangga kalau ranking anak kita tinggi, dan sebaliknya menjadi malu jika ranking yang ke entahlah... :))
Dari paragraf diatas saja sudah terlihat ada efek buruk bagi kita sebagai orang tua, yaitu malu. Lalu entah bagaimana dengan anak kita kalau kebetulan rankingnya jeblok? hayya... :(( kasihan kan? Baiklah mari kita simak tulisan dari seorang Psikolog & Pemerhati Dunia Pendidikan yang bernama Rizki Nuansa Hadyan, saya kutip dari pesan di WhatsApp Grup keluarga yang dibagikan oleh kakak sulung saya.
BERHENTILAH memamerkan ranking putra-putri Anda!
Yang TERPENTING dari Pendidikan itu BUKAN ranking. Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak Anda:
- Mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan.
- Bisa berpikir logis.
- Tahu nilai-nilai benar & salah.
- Mampu mengembangkan bakatnya.
- Punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.
BERHENTILAH menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan!
Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK!
- Saat anak Anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak perduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk.
- Saat anak Anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya.
- Saat anak Anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas.
- Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik.
- Saat anak Anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Dan ini semua tidak bisa diranking. Jika Anda fokus pada ranking maka Anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan. Kalau Anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” Anda adalah, usahakan anak Anda SELALU naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya. Maknai nilai raport anak Anda HANYA sebagai SALAH SATU indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul dan progress kerjanya sehingga Anda bisa tahu di titik mana Anda harus membantu anak Anda.
Sementara sisanya bantulah anak Anda untuk cinta membaca, mampu berhitung secara logis, menemukan bakat / kelebihannya, mengajarkan kejujuran dan punya semangat juang pantang menyerah. Proses pendidikan & pengajaran adalah proses seumur hidup, tidak adil bagi putra-putri Anda hanya dinilai dari ranking yang diperolehnya semester ini atau semester yang lalu.
So...
Setelah membaca pendapat diatas, masih mau menggunakan ranking hanya untuk bergaya? Itu terserah Anda... Bagi saya ranking hanya salah satu parameter, bukan satu-satunya parameter!